Sabtu, 03 Desember 2011

#2 Close to you..

lanjutan..

sejak minta nomer itu, mulai deh smsan..
sebatas teman..yah, hanya sebatas teman perang argumen..
anehnya, smsnya ga pernah absen tiap malam.. 
"asik diajak bercanda"..
hal ini yang akhirnya kusadari..
semakin dekat, coba untuk menutup diri darinya karena masing2 harus sadar dengan 'status' kami yg kala itu sudah tak sendiri..

bermula dari sms, berlanjut sampai ke sekolah..
 mulai deket, mulai akrab, sekali lagi..
'masih-hanya-sebatas-teman'
tak lebih, tak mau lebih dari itu dan meyakinkan diri kalau tak akan lebih dari itu..

masing2 harusnya tau dan mulai sadar, 'perasaan' mulai muncul..
sedikit..bagiku pribadi, kucoba untuk menghentikan komunikasi apapun dengannya karena takut akan berlanjut..
aku tak mau, dan kuharap dia juga sadar..(kala itu)
sedih kalau kuingat saat2 dia mempertanyakan ttg sikapku yang mulai menjauhinya..
kurasa kami sudah menjadi teman, bahkan lebih..
kami 'bersahabat'..
kala itu aku sendiri menyadari perasaan yang sudah semakin aneh, belum tau dia merasakan hal yang sama atau tidak..

suatu pagi, berangkat ke sekolah seperti biasanya..
aku terkejut karna mendengar dia putus dengan ex-nya..
rasa2nya kami baru dekat, baru bersahabat..pasti bukan karena aku..pasti bukan aku,kucoba meyakinkan hal itu..
karena masalah ini pula, kumulai lagi untuk menghubunginya..
setelah brtanya, benar berita itu..tambah benar lagi karena mmg bukan karena aku..
karena mulai komunikasi ini juga, dia mulai cerita..
curhat lah istilahnya..mulai dekat lagi..
sebagai teman curhat.. teman2 sekelas tidak ada yang tau ttg kedekatanku dgnnya.. alasannya kami menjaga sikap karena tak ingin dan tak akan membuat kesalah pahaman..yah, tak akan..

komitmenku dalam hati, "tak akan membawa persahabatan ini sampai ke masalah perasaan.."
oke, sudah tak ada perasaanku untuknya, tapi..adaaaaa aja hal2 yang membuat perasaan itu muncul lagi..
suatu malam, smsan seperti biasa..
selang beberapa sms,lupa juga sedang membahas apa, tiba2 dia mengungkapkan ketertarikannya.bukan dalam konteks 'menembak' kala itu..hanya mengungkapkan perasaannya..toh? mau salahin sapa? bukannya itu hak setiap orang? hanya saja waktu yang kurang pas..

kucoba untuk bertanya sejak kapan dan mengapa..
jawabnnya, mulai tertarik sejak awal karna melihat tingkahku yang apa adanya(masa sihh...), sebenarnya menurutku mungkin bukan apa adanya, tapi memang seperti itulah caraku bergaul dengan teman2..entah darimana dia menilai..ya sudahlah..yowesss..sah- sah saja..

kuterima ungkapan hatinya itu, dan kujawab juga kalau aku juga tertarik, tapi kembali lagi ke momen yg kurang pas..hanya sebatas ini, tak boleh lebih..
bodohnya aku, terlalu terus terang.. dengan jujurnya aku mengaku pada ex-ku kalau dia menyatakan perasaannya padaku.. reaksinya biasa aja waktu itu..
'cuekin'..itu kata ex-ku kala itu..

setelah itu, hari2 mulai kujalani lagi seperti biasa..
ada yg beda..pasti ada yg beda..dia mulai sering memperhatikanku di kelas..posisinya yg strategis membuat kami dapat saling mlihat kapanpun kami menoleh..
namun, ada saja mata yang memperhatikan..

masalah2 mulai muncul..
andai saja kala itu kujalani dengan biasa dan sebatas diam..
ini maafku untuk yang pertama kali sejak mengenalmu sampai sekarang..
maaafkan aku...









FitOrigNatualZ OutZ InRotateViewCfg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar